Struktur Sedimen

1. Perlapisan/Bedding
    Disebut juga emaknya batuan sedimen. Kalau ada batu punya perlapisan, langsung bisa ketahuan kalau itu batuan sedimen, bidang perlapisan terbentuk jika terdapat suatu periode singkat di mana proses deposisi (pengendapan) menjadi sedikit sekali, karena kalau terlalu lama, apalagi sampai terbentuk bidang erosi,  ini sudah menjadi ketidakselarasan atau unconformity. Bidang perlapisan juga bisa terbentuk kalau ada perubahan lingkungan pengendapan.

2. Laminasi

Ini merupakan cucunya perlapisan karena laminasi adalah perlapisan yang tipis sekali, dari beberapa mili sampai 1 cm. Ini biasanya terbentuk kalau suplai sedimennya sangat sedikit. Contoh: endapan silika di dasar laut.
                                                                                           
3. Silang Siur/Cross-bedding

Struktur eksotis ini terbentuk kalau agen transportasi sedimen berupa arus/current; ini bisa arus sungai, arus laut, angin, dll. Yang namanya arus jelas punya arah, karena itu struktur silang siur sangat <3 disayang-sayang ahli geologi <3 karena berguna untuk menentukan paleocurrent alias arus purba. Tidak Cuma itu saja, silang siur juga bisa memberitahu kita mana bagian atas perlapisan dan mana bagian bawahnya. Dengan kata lain, dia penanda top and bottom.

4. Mud Cracks
Kretak-kretak… pas zamannya El Nino melanda Indonesia, kita sering ngelihat sawah-sawah mengering sampai retak-retak… itulah mud cracks. Permukaan lumpur yang di-oven sinar matahari akan memperlihatkan struktur mud cracks. Kalau tidak terjadi pembalikan lapisan, biasanya tampak samping mud cracks berbentuk trapesium dengan sisi di atas lebih pendek daripada sisi di bawah. Karenanya, top and bottom lapisan sedimen bisa ketahuan.

5. Ripple marks
Ripple marks, sama seperti cross-bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple marks cuma bentukan yang ada di permukaan perlapisan sedimen. Struktur ini bisa menandakan arus purba juga.

5. Channel
Struktur Channel berskala meter sampai kilometer. Struktur ini terbentuk di sepanjang jalur transportasi sedimen dan air yang mengalir dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, channel adalah sungai purba. Struktur channel bisa menunjukkan top and bottom karena bagian dasar sungai punya bentuk yang khas.

6. Flute cast
Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat material-material yang dibawa arus menggerus bagian dasar sungai. Arus sungai mempunyai arah menuju ke bagian yang memanjang. Dengan demikian, struktur ini juga penentu paleocurrent. Karena struktur ini hanya ada di bagian dasar suatu tubuh arus dan bagian yang menggembung selalu di bawah, maka flute cast pun handal dalam menentukan top - buttom perlapisan sedimen.

7. Flame Structure (check)
Dinamai flame structure karena kenampakannya mirip lidah api yang menjilat-jilat ke atas. Flame structure terbentuk saat suatu lapisan mudstone berada di bawah lapisan batupasir. Batu pasirini membebani mudstone yang lemah, sehingga sedikit massa mudstone di bawah “muncrat” ke atas dan membentuk “lidah”.

8. Gradasi

Struktur gradasi dicirikan oleh perubahan tekstur batuan secara perlahan-lahan dari atas ke bawah. Gradasi Normal mempunyai kenampakan makin ke bawah ukuran butir makin besar. Biasanya, proses sedimentasi normal akan menempatkan butir-butir paling kasar di bagian terbawah lapisan yang kemudian menghalus ke atas… secara yang besar kan lebih berat, jadi lebih cepet turun. Atas dasar inilah gradasi dapat digunakan sebagai penciri top and bottom lapisan batuan.  TETAPI, pada beberapa kasus tertentu bisa juga terbentuk Gradasi Terbalik atau Reverse Grading, karena itu kita perlu berhati-hati kalau memakai dasar gradasi sebagai acuan top bottom.

9. Lenticular bedding
Perlapisannya berbentuk “melensa”, yaitu makin ke tepian, lapisan makin tipis. Lenticular bedding menandakan lingkungan yang didominasi gelombang pasang-surut (tidal). 

10. Ball and Pillow Structure
Struktur ini biasanya terjadi jika ada selapis sedimen pasir berada diantara sedimen lumpur. Sedimen sedimen pasir tampak terpecah-pecah sehingga bentuknya mirip bantal. Diperkirakan penyebabnya akibat peristiwa gempa atau tingginya tingkat sedimentasi sehingga mengganggu stabilitas perlapisan.

11. Interpretasi Current Ripple
Ripple dan dune merupakan kenampakan undulasi pada pasir kasar-sedang. Biasanya dihasilkan oleh arah angin/air yang tidak searah. Ripple memiliki panjang kurang dari 50cm dan tingginya 0,5 – 3 cm, sedangkan dune lebih dari itu (Collinson and Thompson, 1982)

12. Sole Mark 
Struktur sedimen yang terdapat pada bagian atas atau dasar suatu lapisan (Boggs, 1992). Berbentuk cetakan positif pada batu pasir  atau yang lebih kasaryang menindih batuan yang lebih halus. Sole mark ini biasanya ditemui pada batuan sedimen yang telah mengalami pembalikan

13. Load cast 

Struktur sole mark yang terjadi akibat pembebanan dan perbedaan antara densitas yang kontras. Biasanya terjadi pada batupasir yang dibawahnya adalah batulumpur. Batu pasir sebagian akan menyusup ke dalam batulumpur akibat pembebanan.

14. Convolute lamination: 
Laminasi yang tampak “terlipat” (pernah keluar di OSN 2008). Struktur convolute lamination ini muncul bukan karena perlipatan akibat gaya endogen loh, melainkan akibat pengaruh arus yang mengalir di sekitarnya atau akibat proses dewatering /liquefaksi (sedimen kehilangan kandungan air secara tiba-tiba akibat terkena gangguan). Kehilangan air yang tiba-tiba ini membuat sedimen kehilangan kekuatannya. Nah, gangguan tadi berupa stress (tekanan) yang disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya yang sering terjadi ialah oleh gempa bumi.


Comments

Popular posts from this blog

Bowen reaction series

Ketidakselarasan (Uncomformity)