Korelasi
Korelasi adalah sebuah bagian
fundamental dari stratigrafi, dan lebih lagi merupakan usaha dari stratigraphers
dalam membuat unit stratigrafi yang formal yang mengarah pada penemuan praktis
dan metode yang dapat dipercaya untuk korelasi unit ini dari suatu area dengan
lainnya (Boggs, 1987).
Korelasi ialah penghubungan
titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan stratigrafi dengan
mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Startigrafi Indonesia, 1996).
Korelasi diartikan
sebagai usaha untuk menunjukkan ekivalensi satuan-satuan stratigrafi. Korelasi
merupakan bagian fundamental dari stratigrafi dan banyak usaha telah dilakukan
oleh para ahli untuk menciptakan satuan-satuan stratigrafi resmi yang pada
gilirannya memungkinkan ditemukannya metoda-metoda praktis dan handal untuk
mengkorelasikan satuan-satuan tersebut. Tanpa korelasi, penelaahan stratigrafi
tidak lebih dari sekedar pemerian stratigrafi lokal. Konsep korelasi menembus
jauh kepada akar stratigrafi. Konsep-konsep dasar korelasi stratigrafi telah
ditetapkan dengan mantap pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an. Tetapi munculnya berbagai konsep dan metoda analisis baru hingga tingkat tertentu
telah mengubah persepsi kita mengenai korelasi serta menelurkan metoda-metoda
korelasi baru. Perkembangan magnetostratigrafi sejak dasawarsa 1950-an,
misalnya saja, terbukti merupakan alat baru yang sangat penting untuk korelasi
kronostratigrafi berdasarkan magnetic polarity events. Selain itu,
perkembangan baru dalam teknologi komputer dan penerapan metoda-metoda
statistika dalam korelasi statigrafi telah banyak mem-berikan nilai kuantitatif
pada korelasi stratigrafi. Dalam tulisan ini saya akan mencoba menyajikan
sejumlah perkembangan baru tersebut, bersama-sama dengan konsep-konsep korelasi
stratigrafi “klasik.”
Sandi Stratigrafi Amerika Utara 1983 mengakui adanya tiga
tipe utama korelasi sbb:
1.
Litokorelasi (lithocorrelation) yang mengungkapkan
kemiripan litologi dan posisi stratigrafi. Kemiripan litologi dapat ditetapkan
berdasarkan berbagai sifat batuan, misalnya litologi umum (gross lithology;
mis. batupasir, serpih, atau batugamping), warna, kumpulan mineral berat atau
mineral khas lainnya, struktur sedimen primer (mis. perlapisan dan laminasi
silang-siur), ketebalan, dan karakter lapukan. Makin banyak sifat batuan yang
dijadikan sebagai dasar matching, makin tinggi kemungkinan kita untuk
dapat me-match-kan litologi yang bersesuaian. Satu sifat tunggal,
misalnya warna atau ketebalan, dapat berubah secara lateral, namun sejumlah
sifat litologi memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk berubah secara
lateral. Penjelasan di atas menunjukkan kebenaan posisi stratigrafi dalam
korelasi yang didasarkan pada identitas litologi.formasi juga dapat
dikorelasikan berdasarkan posisinya dalam lintap tersebut. Cara lain dimana
posisi stratigrafi juga memegang peranan penting adalah penentuan korelasi
berdasarkan kaitannya dengan suatu lapisan atau satuan yang sangat khas dan
dapat dengan mudah dikorelasikan dari satu tempat ke tempat lain. Lapisan atau
satuan seperti itu berperan sebagai control unit untuk meng-korelasikan
strata yang terletak di atas dan dibawahnya. Sebagai contoh, lapisan satuan
debu jatuhan yang tipis atau lapisan bentonit mungkin hadir dalam suatu lintap
stratigrafi dan dapat dengan mudah dikenal pada daerah tertentu. Jika debu atau
bentonit itu merupakan satu-satunya lapisan debu atau bentonit dalam lintap stratigrafi
di daerah itu, sehingga tidak mungkin tertukar dengan lapisan debu atau
bentonit lain, maka lapisan itu dapat berperan sebagai lapisan kunci (key
bed; marker bed), kepada lapisan mana strata lain dapat dikaitkan.
2. Biokorelasi (biocorrelation) yang mengungkapkan
kemiripan kandungan fosil dan posisi biostratigrafi. Satuan biostratigrafi
merupakan satuan stratigrafi objektif yang dapat diamati dan ditentukan
keberadaannya berdasarkan fosil yang terkandung didalamnya. Karena itu, satuan
biostratigrafi dapat ditelusuri dan di-match-kan dari satu tempat ke
tempat lain dengan cara yang lebih kurang sama dengan cara penelusuran satuan
litostratigrafi. Satuan biostratigrafi bisa maupun tidak bisa memiliki kebenaan
waktu. Sebagai contoh, jika ditelusuri ke arah lateral, zona kumpulan (assemblage
zone) dan zona puncak (abundance zone) dapat memotong garis-garis
waktu.Satuan biostratigrafi dapat dikorelasikan, tanpa tergantung pada kebenaan
waktu-nya, dengan menggunakan prinsip-prinsip yang sangat mirip dengan
prinsip-prinsip korelasi litostratigrafi, misalnya ber-dasarkan ke-match-an
menurut kandungan fosil dan posisi stratigrafinya.
3.
Kronokorelasi (chronocorrelation) yang mengungkapkan
korespondensi umur dan posisi kronostratigrafi. Satuan kronostratigrafi sangat
penting artinya dalam stratigrafi karena menjadi dasar untuk korelasi regional
hingga global berdasarkan kesebandingan waktu. Di atas telah dibahas bahwa
kronokorelasi adalah korelasi yang menyatakan korespondensi umur dan posisi
kronostratigrafi dari satuan-satuan stratigrafi. Bagi banyak ahli geologi,
korelasi yang didasarkan pada kesebandingan umur merupakan tipe korelasi
terpenting dan kronokorelasi merupakan satu-satunya tipe korelasi yang dapat
digunakan berdasarkan hal-hal yang sifatnya global. Metoda-metoda untuk
menetapkan kesebanding-an umur strata berdasarkan teknik-teknik
magnetostratigrafi, seismik stratigrafi, dan biologi telah dibahas di atas.
Sejumlah metoda kronostratigrafi lain juga sering digunakan, termasuk korelasi
yang didasarkan pada depositional events, transgressive-regressive
events, dan stable isotope events, dan umur absolut.
Korelasi dapat dianggap langsung
(resmi) atau tidak langsung (tidak resmi) (Shaw, 1982). Korelasi langsung (direct
correlation) dilakukan secara fisik dan hasilnya tidak diragukan.
Penelusuran fisik suatu satuan stratigrafi yang menerus merupakan satu-satunya
metoda yang mampu memperlihatkan korespondensi satuan litostratigrafi dari satu
tempat ke tempat lain secara meyakinkan. Korelasi tidak langsung (indirect
correlation) dilakukan dengan berbagai metoda seperti pembandingan visual
terhadap well logs, rekaman pembalikan kutub magnet, atau kumpulan
fosil.
Tabel Hubungan dari Korelasi Langsung, Korelasi Tidak
Langsung dan Matching
Comments
Post a Comment