Potensi mineral di Palembang


Ada beberapa jenis potensi mineral yang ada di sekitar daerah palembang yang diantaranya potensi batu bara, potensi geothermal, dan potensi migas, serta potensi mineral logam.

Ø Potensi Batu Bara
Kabupaten Lahat memiliki potensi batu bara yang tinggi dari pada daerah di sekitarnya. Potensi batu bara di kabupaten tersebut saat ini mulai dieksplorasi oleh sejumlah perusahaan bahkan ada yang telah mulai melakukan produksi.
Asisten I Kabupaten Lahat Marwan Mansyur didampingi Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lahat Syarifudin Nur Syamsu, Sabtu (23/2) dalam jumpa pers, mengatakan, potensi batu bara di Kabupaten Lahat berada di Kecamatan Merapi Barat, Merapi Timur, Lahat, Pulau Pinang, Kikim Barat, Gumay Talang, dan Kikim Timur yang potensinya sebesar 2,9 miliar ton yang berada pada lahan seluas 11.000 hektar yang mulai dikelola oleh 6 perusahaan, ke 6 perusahaan tersebut adalah PT Muara Alam Sejahtera, PT Bara Alam Utama, PT Mustika Indah Permai, PT Bukit Bara Alam, PT Bumi Merapi Energi, dan PT Bukit Asam
Kemudian Penyebaran potensi batu bara juga terdapat di wilayah bagian timur dari Kabupaten Musi Rawas. Kualitas batubara Musi Rawas : free moisture (ar) 24,25 - 46,05%, total mousture (ar) 38,25 - 42,81%, Inherent Moisture 12,25-14,70%, fixed carbon 35,56-40,20%, volatile matter 40,56-47,44%, ash content 3-4%, silfur 0,09-0,22%, spesific grafity 1,32-1,37%, HGI 45-70, calorific value (adb) 4900 - 5600 Kcal.
Serta terdapat Pemboran Dalam Batubara/ Pengukuran Packers Dan Gas Di Daerah Tamiang Dan Sekitarnya Kabupaten Musi, Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan Kegiatan pemboran dalam batubara dan gas telah dilakukan di daerah Tamiang, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. Kegiatan ini adalah untuk mengetahui keadaan geologi, ketebalan dan penyebaran batubara, sumber daya batubara dan kandungan gas batubara.Formasi pembawa batubara adalah Fm. Muara enim dengan keempat anggotanya M1, M2, M3, dan M4., dimana setiap anggota memiliki lapisan batubara dan karakteristik masing-masing. Dua titik bor menembus 4 (empat) lapisan batubara pada titik bor TBM-01 dengan ketebalan 0,20 – 7,65 m. Pada titik bor TBM-02 ditembus 10 (sepuluh) lapisan batubara dengan ketebalan mulai dari 0,35 – 2,60 m. Lapisan batubara yang paling tebal terdapat pada titik bor TBM-01 pada kedalaman 44,35 – 52,00 m, setebal 7,65 m. Penyebaran endapannya mengikuti sayap sinklin dengan arah Baratlaut – Tenggara dengan kemiringan 5o – 40o. Kualitas batubara termasuk ke dalam ‘low - medium rank coal’ dengan nilai kalori berkisar dari 5.199 – 5.838 kal/gr. Kandungan abu 5,29 – 9,75%, sulfur total 0,61 – 2,81% dan total moisture 44,14 – 51,00% (ar). Sumber daya batubara (M2) pada kedua titik ini dengan luas pengaruh sepanjang arah jurus lapisan batubara sekitar 1.000 m dan kedalaman sampai 200 m, adalah sekitar 31,792 juta ton. Hasil analisis gas dalam batubara menunjukkan bahwa total gas 6.108.611,54 m3/ton (in place). Kandungan gas methan (CH4) sekitar 258.081,98 m3/ton atau sekitar 4,2249% CH4.
            Dengan Demikian Potensi Batu Bara yang di miliki Provinsi Sumatera Selatan di ketahui mencapai sekitar 85% dari total cadangan yang terkandung dalam bumi Sumatera Selatan, atau sekitar 22,24 milyar ton. Dalam program Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional, energi Batu Bara diposisikan sebagai salah satu sumber energi alternatif pasca minyak bumi. Sejalan dengan penyiapan Sumatera Selatan sebagai Lumbung Energi telah dilakukan kajian Rencana Pembangunan PLTU Mulut Tambang dengan memanfaatkan batubara kalori rendah.
Ø Potensi Geothermal
Ketika 27 April 2010 lalu Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin, saat berada di Kabupaten Muaraenim mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi geothermal (energi  panas bumi) besar, bahkan terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, yang mendengarkan terlihat biasa-biasa saja. Reaksi baru terlihat ketika sang gubernur melanjutkan penjelasan, bahwa dari kekayaan potensi geothermal yang dimiliki Indonesia itu, 40% berada di Kabupaten Muara Enim, semua terkejut. Benarkah?  “Saya sendiri awalnya cukup kaget mendengarnya. Begitu besarnya kekayaan sumber daya alam dan Mineral yang dimiliki Sumsel (Sumatera Selatan) terutama Kabupaten Muara Enim. Hal ini diketahui ketika saya mengikuti Konferensi Geothermal Dunia ke-4 di Bali” kata Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.


Nama geothermal memang belum begitu familiar di telinga awam, kalah populer dibanding sumber energi lain seperti minyak bumi, gas, batubara yang kandungannya juga melimpah di Kabupaten Muaraenim. Tapi bahwa geothermal disebut-sebut sebagai energi alternatif yang potensial di  masa depan ketika tiga sumber energi utama tadi habis dari perut bumi, mau tak mau kita perlu  memiliki pemahaman jelas dan mendalam soal sumber energi panas bumi ini, terlebih ketika ternyata kandungannya banyak di Kabupaten Muara Enim.
Seiring makin menipisnya cadangan minyak di perut bumi—ditandai dengan makin mahalnya harga bahan bakar ini di pasaran dunia, geothermal makin ramai diperbincangkan sebagai energi cadangan pembangkit listrik. Beruntung, energy panas bumi ini banyak dimiliki Indonesia. Berdasarkan data  di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, di Indonesia terdapat potensi geothermal sebesar  27.710 Mega Watt (MW) atau setara dengan 19 miliar barel minyak bumi Maka tidak heran bila pemerintah Ikini menetapkan target untuk menjadi negara pengguna energi panas bumi terbesar di dunia.
Kini PT PEG telah memiliki 15 wilayah kerja panas bumi di seluruh Indonesia, termasuk di Lumut Balai yang berada di Kabupaten Muara Enim. 13 wilayah lain—selain Lumut Balai dan Kamojang, yakni di Sibayak, Sungai Penuh,  Ulubelu, Hulu Lais, Kota Mobagu, Lahendong, Gunung Salak (kerjasama dengan Chevron), Derajat (kerjasama dengan Chevron), Wayang Windu (kerjasama dengan Magma Nusantara Limited), Bedugul (kerjasama dengan Bali Energy Limited), Sarulla (kerjasama dengan konsorsium Sarulla), Dieng (joint venture dengan PT Geo Dipa), Patuha (joint venture dengan PT Geo Dipa).PT PGE  menargetkan bisa mengelola 1970 MW potensi panas bumi dan menghasilkan 1340 MW listrik.
Berdasarkan pernyataan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Kongres Panas Bumi Dunia 2010 di Nusa Dua Bali menegaskan bahwa untuk memenuhi target itu pemerintah menargetkan pemanfaatan energi panas bumi ini sebesar lima persen pada 2025, setara dengan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 9500 megawatt. Di sinilah posisi strategis Kabupaten Muaraenim ke depan.Karena, seperti kata Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin di atas tadi, 40 persen potensi geothermal di Indonesia terdapat di Kabupaten Muara Enim, tepatnya di desa Penindaian (Lumut Balai) Kecamatan Semendo Darat Laut dan di desa Segamit (Rantau Dedap) Kecamatan Semendo Darat Ulu  PT Pertamina (Persero) sebagai badan usaha milik pemerintah sebenarnya sudah memulai langkah awal pemanfaatan energy energi panas bumi sejak 1983, melalui anak perusahaan mereka PT Pertamina Energi Geothermal (PT PEG) dengan proyek awal dilakukan di Kamojang Jawa Barat.
Ø Potensi Minyak dan Gas Bumi
Potensi minyak dan gas bumi telah memberikan kontribusi yang besar terhadap laju pembangunan di Kabupaten Musi Rawas. Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi telah dilaksanakan oleh beberapa perusahaan migas antara lain : PT.Pertamina DOH Sumbagsel, PT.Medco E&P Indonesia, PT.Tropic Energy Pandan, PT.Selaraya Merangin Dua, TAC-PTM Akar Ariguna Energy, PT.Conocco Philip, PT.Petrochina Int Bangko,KSO-Eksplorasi-Produksi Pertamina Indrico Hulu Energy,Ltd.

Produksi Minyak Bumi
Produksi Gas Bumi
2005 > 2.863,49 MSTB
2005 > 27.334,57 MMBTU
2006 > 2.428,07 MSTB
2006 > 40.317,15 MMBTU
2007 > 2.048,34 MSTB
2007 > 59.163,55 MMBTU
2008 > 2.546,63 MSTB
2008 > 94.603,63 MMBTU

Ø Potensi Mineral Logam
Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu daerah yang diproyeksikan sebagai bagian lumbung energi di Provinsi Sumatera Selatan. Keberadaan potensi pertambangan baik minyak dan gas bumi, batubara dan bahan tambang lainnya seperti emas, timah hitam, biji besi serta asosiasi mineral pengikut terdapat di Kabupaten Musi Rawas.
Potensi bahan logam penyebaran meliputi wilayah barat Kabupaten Musi Rawas. Secara geologi daerah tersebut merupakan komplek intrusi yang sangat potensial untuk terjadinya mineralisasi. Potensi bahan galian logam meliputi : biji besi, emas, timah hitam, seng, tembaga dan perak. Selain potensi bahan galian logam juga terdapat bahan galian golongan C seperti : marmar, granit, kuarsa, andesit, pasir, koral, tanah liat dan phospat.
Dengan demikian Potensi Mineral sangat banyak terdapat di daerah Palembang dan sekitarnya terutama pada Potensi di Batu Bara yang memiliki cadangan yang sangat banyak serta potensi Geothermal nya yang berada di peringkat kedua sesudah amerika dan merupakan cadangan yang terbesar di indonesia karna potensi geothermal ini 40% nya terdapat di muara enim.

Comments

Popular posts from this blog

Bowen reaction series

Struktur Sedimen

Ketidakselarasan (Uncomformity)