Bentuk Lahan Fluvial
PENGERTIAN LAHAN FLUVIAL
Bentuklahan
fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang
mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi
air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai),
maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water). proses fluviatil akan
menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang
mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses
erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan.
Macam-macam Proses Fluviatil
adalah :
- Proses erosi adalah gaya melebar air yang mengalir disatas permukaan air tanah yang menyebabkan terjadinya lembah-lembah.
- Proses transporasi adalah proses perpindahan / pengangkutan material oleh suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasi.
- Proses sedimentasi terjadi bila terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus.
Jenis Bentukan Bentuklahan Asal Fluvial
1. Dataran aluvial
Dataran alluvial merupakan
dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi
oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan,
topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi.
Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti
aliran sungai.
Dataran alluvial menempati
daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial
ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun
dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan
oleh jenis dan tekstur batuan.
2. Dataran banjir
Dataran
banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang
terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya
berupa pasir, lanau, dan lumpur.
3. Tanggul alam sungai (natural levee)
Tanggul
yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan
menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat
kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan
terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul
alam.
4. Rawa belakang (backswamps)
Backswamp
atau Rawa belakang adalah bagian dari dataran banjir dimana
simpanan tanah liat menetap setelah banjir. Backswamps biasanya
terletak di belakang sungai alam sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang
terletak agak jauh dari saluran sungai di dataran banjir tersebut. Ketika air
tumpah ke dataran banjir, material terberat tetes keluar pertama dan materi
terbaik dilakukan jarak yang lebih besar
Relief : Cekung – datar
Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak
Proses : Sedimentasi
Karakteristik : Relief cekung - datar, selalu
tergenang, proses sedimentassi.
5. Kipas aluvial
Bila
suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau
pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien
kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang
dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk
seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir.
Biasanya pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini
dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung
sehingga merupakan lapisan pembawa air yang baik.
6. Teras sungai
Teras
sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui proses - proses yang telah terjadi
di masa lalu. teras sungai merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada
sungai. Proses deposisi, proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander
dan aliran overbank sangat berperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran
banjir. Faktor yang
mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras sungai adalah
perubahan base level of erosion dan perubahan iklim.
mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras sungai adalah
perubahan base level of erosion dan perubahan iklim.
7. Gosong sungai (point bar)
Relief : Datar – berombak
Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak
Proses :Sedimentasi
Karakteristik : Terbentuk pada tubuh sungai bagian
hilir, bagian hulu gosong tumpul dan bagian hilir menyudut.
8. Sungai teranyam (braided stream)
Terbentuk
pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar, alurnya luas
dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu
sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk endapan
gosong tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka alirannya
memberikan kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga anastomosis( Fairbridge,
1968).
9. Sungai meander dan enteranched meander
Bentukan
pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan tebing
sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk
apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir
yang cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya
pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi
sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang
lebih lemah.
10. Delta dan macamnya
Delta
adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk
pada daerah base level.
Pada saataliran air mendekati muara, seperti danau atau laut makakecepatan
aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh
air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan
lumpur akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama, akan
terbentuk lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya
lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada
bagian sungai yangmendekati muara nya dan membentuk delta.
Pembetukan
delta memenuhi beberapa syarat. Pertama,sedimen yang dibawa oleh
sungai harus banyak ketika akan
masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di
sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus
dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali
Brantas.
Comments
Post a Comment